Minggu, 23 November 2008

Upaya Memelihara Warisan Sastra

23/11/2008 07:09


Liputan6.com, Tanjung Pinang: Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau, dahulu merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Melayu Riau-Lingga yang juga pusat kesusastraan Melayu. Untuk mencapai Pulau Penyengat, kita dapat menggunakan perahu mesin dengan menempuh perjalanan selama 10 menit ke arah barat Tanjung Pinang.

Di pulau teresebut terdapat Gedung Pusat Maklumat Kebudayaan Melayu-Riau. Gedung ini menyimpan dan memelihara sekitar 400 naskah kuno berupa naskah lembaran atau kitab. Beberapa naskah kuno yang tersimpan di antaranya mushaf Alquran yang ditulis tangan pada 1720. Selain itu, juga terdapat naskah silsilah raja-raja Melayu dan Bugis serta kitab-kitab ilmu agama. Hampir seluruhnya ditulis dalam bahasa Arab atau Arab Melayu. Kini, sebagian naskah sudah didokumentasikan dalam bentuk micro film sebagai bentuk upaya pelestarian.

Selain di Gedung Pusat Maklumat, sejumlah naskah kuno juga tersimpan di Masjid Sultan Riau atau disebt Masjid Penyengat. Di antaranya mushaf Alquran ukuran besar dengan tulisan tangan yang dibuat 1867 silam. Juga terdapat beberapa karya besar Raja Ali Haji, pahlawan nasional bidang bahasa.

Naskah kuno melayu memiliki arti penting tak hanya bagi Indonesia, tapi juga negara-negara serumpun lainnya. Itulah sebabnya, tak sedikit naskah kuno melayu yang telah berpindah ke museum di Malaysia dan Singapura.(UPI/Humala Nasution)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar