Senin, 21 Maret 2011

Kurang Dana, PDS HB Jassin Bakal Ditutup?

Senin, 21 Maret 2011 17:48 wib


JAKARTA - Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin terancam tutup. Pasalnya hibah biaya operasional yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta semakin berkurang.

Dalam anggaran PDS HB Jassin 2011, Pemprov hanya memberikan anggaran sebesar Rp50 juta. Hal itu termuat dalam SK (Surat Keputusan) Gubernur DKI Jakarta No. SK IV 215 tertanggal 16 Februari 2011 yang ditandatangani langsung oleh Fauzi Bowo.

Padahal sebelumnya, anggaran yang diperoleh sebesar Rp300 juta per tahun. Namun, terhitung 2010, anggaran dipangkas menjadi Rp164 juta per tahun.

Namun, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Menurutnya semua keputusannya tertuang dalam SK. Namun, dirinya tidak secara detail tahu setiap SK yang jumlahnya banyak. 

"Memang dari SK Gubernur, tapi saya tidak tahu. Begini, saya bertolak dari kenyataan bahwa anggaran yang diberikan untuk pusat dokumentasi PDS HB Jassin tidak turun. Jadi, memang saya tidak memeriksa satu persatu rincian SK Gubernur tadi," jelas Fauzi.

Menurut gubernur strukturalisasi pengelolaan PDS HB Jassin saat ini dinilai tidak tepat. Menurutnya, PDS HB Jassin ini akan lebih tepat diletakkan di bawah Badan Perpustakaan dan Arsip DKI Jakarta.

Menurutnya, jika di bawah naungan badan Perpustaan dan Arsip DKI Jakarta, maka perpustakaan itu akan menjadi komponen utama dari badan tersebut. Namun, jika masih tetap berada di bawah Dinas Kebudayaan, dikhawatirkan perpustakaan itu seolah hanya sebuah sanggar.

Untuk memerhatikan perpustakaan tersebut, Foke meminta Sekretaris Daerah (Sekda) untuk mempelajari dan menempatkan perpustakaan itu pada tempat yang tepat dan proporsional. Hal itu dilakukan agar perpustakaan itu mendapat perhatian lebih baik lagi.

"Kita pun tidak ingin pusat dokumentasi ini mendapat prioritas yang rendah, saya juga tidak tahu kalau anggarannya turun," katanya.

PDS HB Jassin merupakan tempat pendokumentasian arsip kesusastraan nasional Indonesia yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Pusat dokumentasi ini didirikan oleh H.B. Jassin pada tanggal 28 Juni 1976.

Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin ini dimulai sebagai dokumentasi pribadi HB Jassin, sang tokoh sastra yang dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia. Jassin menggeluti pendokumentasian sastra ini dengan dana dan tenaga yang serba terbatas sejak ia mengembangkan minatnya akan dunia sastra dan pustaka pada tahun 1930-an, ketika usianya belum lagi 30 tahun.

Dokumentasinya ini menggugah perhatian Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin yang akhirnya turun tangan untuk ikut memelihara kelestariannya agar dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Karena itulah Ali Sadikin kemudian memberikan tempat kepada HB Jassin di salah satu gedung yang terdapat di Taman Ismail Marzuki sebagai lokasi Pusat Dokumentasi ini.

Yayasan Dokumentasi Sastra HB Jassin didirikan pada 28 Juni 1976. Sejak tahun anggaran 1977/1978, Pemerintah Daerah DKI Jakarta memberikan subsidi kepada yayasan ini yang kemudian berganti nama menjadi Pusat Dokumentasi Sastra. Sementara itu, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan juga ikut mendukung pembiayaan lembaga ini tahun anggaran l983/l984. Ada pula sumbangan-sumbangan lain dari para donatur tidak tetap.

Pada Mei 2006, pusat dokumentasi ini mempunyai koleksi sebanyak 48.876 dalam bentuk buku-buku fiksi, non-fiksi, naskah drama, biografi dan foto-foto pengarang, kliping, makalah, skripsi, disertasi, rekaman suara, dan rekaman video. Di sini disimpan pula sejumlah surat pribadi dari berbagai kalangan seniman dan sastrawan, seperti Nh Dini, Ayip Rosidi, dan Iwan Simatupang.

PDS HB Jassin memberikan pelayanan kepada para pengunjung perpustakaan dan siapa saja yang ingin mencari informasi yang terkait dengan dunia sastra, baik para guru, mahasiswa, sastrawan, di luar Jakarta yang sedang mengerjakan skripsi ataupun disertasi.
(Tedy Achmad/Koran SI/hri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar