Minggu, 22 Mei 2011

Kliping Sastra Massal untuk HB Jassin

     
Penulis : Vini Mariyane Rosya

Minggu, 22 Mei 2011 19:56 WIB



JAKARTA--MICOM: Tenda biru sederhana di depan gedung tua bercat biru dengan papan kusam bertuliskan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin tersebut seakan tak terganggu dengan hujan lebat menderu menggetarkan atapnya.

Dua sastrawan muda, Djenar Maesa Ayu dan mantan vokalis kelompok musik Drive, Erdian Aji atau yang lebih dikenal dengan Anji Drive mampu mengalahkan riuh hujan dengan kolaborasi musikalisasi cerpen berjudul Rama Raib di Taman Ismain Marzuki, Minggu (22/5).

Performa pembuka kegiatan kliping massal yang diselenggarkan Gerakan koin sastra untuk PDS HB Jassin tersebut efektif membuat ratusan anak muda bersemangat mengeliping karya sastra secara massal. Arindra, 16, bahkan tidak peduli sepatu dan celana jeansnya basah karena hujan.

Gadis belia yang baru duduk di kelas 2 SMA tersebut bersama 195 anak muda lainnya langsung sibuk memilah-milah koran sembari mencari tanda ceklis yang sudah disiapkan panitia. Gunting di tangan kananya bergerak lincah memotong tulisan-tulisan tersebut.

"Ayahku kerja di sini (PDS HB Jassin) jadi sejak kecil aku akrab sama karya sastra. jadi dari kecil suka baca-baca buku kalau diajak ayah ke sini," sahut gadis berjilbab tersebut sambil mengelem hasiol guntingannya.

Ketua panitia kegiatan kliping massal tersebut, Ahmad Makki, mengakui sejak pemerintah mengurangi biaya bantuan operasional kepada PDS HB Jassin, lembaga tersebut kesulitan meneruskan kegiatan kliping harian karena kekurangan dana.

Selain membantu menambah jumlah kliping dokumentasi sastra, kegiatan tersebut ia harapkan dapat melibatkan masyrakat lebih banyak untuk membantu menghidupkan kembali PDS HB Jassin.

"Sengaja kami tidak memberikan target khusus jumlah dokumen yang terkliping. Setidaknya masyarakat semakin merasa terikat dengan PDS HB Jassin," tuturnya.

Setelah kliping, Makki mengatakan sedang mematangkan proses digitalisasi bagi berbagai dokumen tersebut. Beberapa instansi diakuinya telah menawarkan proses pengadaan sistem digitalisasi.

"Bayangkan saja, tulisna tangan Chairil Anwar misalnya yang sudah ribuan kali dipinjam dan fotocopy, kalau tidak segera didigitalisasi, itu akan rusak," paparnya.

Butuh gedung baru

Selain membangun kepekaan masyarkat utnuk menyelamatkan sastra, gerakan koin sastra mengaku terus menggencarkan pengumpulan dana bagi PDS HB Jassin. Saat ini dana yang terkumpul sudah mendekati angka Rp200 juta. Itu belum termasuk dengan bantuan barang berupa PC Komputer, AC, hingga televisi.

"Saya cukup kaget responnya sangat baik. Tapi ini masih jauh dari cukup," sahut Makki.

Dalam setahun PDS HB Jassin setidaknya membutuhkan dana sebesar 1 milyar untuk menggerakkan roda operasionalnya. Dana terbesar, lanjut Makki, terletak pada dana pendokumentasian sebuah naskah yang minimal membutuhkan Rp100 juta rupiah.

Selain mengkliping, dana tersebut juga dibutuhkan untuk mengadakan fasilitas penunjang yang dapat menghambat proses perusakan dokumen.

"Contoh sederhana misalnya AC. Saat kantor tutup jam 5, AC ikut dimatikan karena jatah biayanya segitu. padahal itu bisa merusak dokumentasi yang ada," jelasnya.

Menurut Makki selain dana, hal yang paling krusial bagi PDS HB Jassin adalah pembangunan gedung baru. Untuk menambah satu rak buku saja, gedung tua tersebut tak mampu.

"Kami ingin mewujudkan mimpi pak Jassin dnegan setidaknya membangun gedung baru berlantai 5. Lantai pertamanya untuk sastra daerah, lantai kedua untuk sastra nasional, dan lantai ketiga untuk sastra internasional," idamnya.

Tak hanya itu saat ini geudng PDS Jassin sama sekali tidak memliki sistem pengamanan yang memadai. "Yang paling sederhana seperti sensor untuk mencegah ada buku yang dibawa keluar tidak ada," tandasnya miris. (OL-12) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar