Jumat, 01 April 2011

Target Koinsastra: 15 M!

Jodhi Yudono | Jumat, 1 April 2011 | 14:02 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com--Maret 2011 seolah ditakdirkan sebagai “bulan duka” bagi pegiat dan penikmat sastra. Bermula pada 1 Maret ketika Ags. Arya Dwipayana berpulang, disusul mangkatnya sang cerpenis, Ratna Indraswari Ibrahim, lalu kabar tentang PDS HB Jassin. Tapi, itu pula yang menyemangati Sastra Reboan semalam (Rabu, 30/3) di Wapres Bulungan, Jakarta.

Tak seperti bulan-bulan sebelumnya, Wapres Bulungan tampak lebih terbuka setelah pohon tumbang menimpa atapnya. Sisa-sisa gerimis terhidang di permukaan meja dan kursi. Namun, pengunjung tak surut, tetap setia menikmati suguhan puisi, lagu, dan obituari Mas Adji, sapaan akrab Ags. Arya Dwipayana. Lantun “Doa” Jodhi Yudono membuka Sastra Reboan, dan renungan Zay Lawang Langit membuat suasana semakin hikmat.

Sesudahnya, Khrisna Pabichara, salah seorang penggagas Gerakan #Koinsastra, menyampaikan tujuan Gerakan #Koinsastra dan capaian terbaru. “Hajat terbesar #Koinsastra adalah berupaya mengumpulkan donasi semaksimal mungkin, jika bisa hingga Rp 15 miliar, agar ada “dana abadi” untuk menjamin keberlangsungan PDS HB Jassin,” kata Khrisna. Hingga 29/3, setelah bergulir selama 10 hari, #Koinsastra telah berhasil mengumpulkan donasi Rp 107.684.000, dan sudah diterima oleh Pengurus PDS HB Jassin.

Selain itu, #Koinsastra menggalang partisipasi masyarakat untuk pengadaan peralatan digitalisasi literatur, yakni 6 komputer, 4 mesin pemindai, dan 2 fotokopi. Jika diuangkan, donasi peralatan itu mencapai kisaran angka Rp 43.000.000. Saat ini upaya penggalangan dana masih terus berlangsung. Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang segera menggelar aksi, begitu pula dengan mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya. Di Bandung, akan digelar aksi solidaritas di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) pada 4/4. Konser #Koinsastra pun akan digelar di Bentara Budaya Jakarta (13/4), yang akan didukung oleh banyak musisi, penyair, dan budayawan.

“Digitalisasi dimaksudkan untuk menjaga keselamatan dokumen asli dan memudahkan akses seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh data di PDS HB Jassin,” tambah Khrisna. Akhirnya, Khrisna membacakan puisi “Tetapi Waktu” anggitan Ags. Arya Dwipayana, lalu ditutup dengan puisi karyanya sendiri, “Suatu Malam Ketika Aku Merindumu.” Setelah Khrisna menuturkan tujuan dan capaian Gerakan #Koinsastra, Imam Ma’arif, Koordinator Tim Kecil #Koinsastra Jakarta menampilkan musikalisasi puisi.
Aksi penggalangan dana malam itu mendulang Rp 350.500. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar